" Kisah Sahabat Nabi Yang menghindari Jabatan "
Nama lengkap : Miqdad bin Amr Al Bahrani ( Miqdad Bin Aswad)Etnik : Arab Yamani
_______________Selamat Membaca_______________
Meski menjadi salah satu dari tujuh orang pertama yang menyatakan keislaman secara terbuka atau terang-terangan, nama Miqdad mungkin lebih jarang diceritakan dibandingkan kisah sahabat-sahabat Rasulullah SAW lainnya. Kisah Miqdad nyatanya tak jauh berbeda dengan Bilal bin Rabbah.
Miqdad yang sejatinya merupakan seorang pemikir ulung harus menanggung penderitaan atas siksaan yang diterimanya dari kaum Quraisy. Namun berkat pemikiran dan hati yang tulus pada Islam, Miqdad yang serta merta meninggalkan keyakinannya hanya karena siksaan yang menimpanya. Sebaliknya, Miqdad semakin meneguhkan keyakinan pada agama yang dibawa Rasulullah SAW.
Hingga suatu hari, Rasulullah mengamanatkan Miqdad untuk memimpin suatu daerah dan melantiknya sebagai seorang Amir (pemimpin). Miqdad pun mengemban amanat tersebut dengan sangat baik, hingga sampai suatu ketika saat Miqdad kembali dari tugasnya, Rasulullah bertanya, "Bagaimanakah pendapatmu tentang menjadi amir."
Dengan jawaban yang jujur, Miqdad mengatakan bahwa dia tidak ingin meneruskan amanat sebagai amir. Keputusan ini diambil, karena menurut dia dengan menjadi pemimpin kedudukannya berada di atas dari orang lain. Berbeda dengan kebanyakan orang yang ingin menempati posisi tertinggi, Miqdad justru tidak menginginkan hal itu.
"Anda telah menjadikanku menganggap diriku berada di atas semua manusia. Demi yang telah mengutus Anda membawa kebenaran, sejak saat ini aku tidak berkeinginan lagi menjadi pemimpin sekalipun untuk dua orang untuk selama-lamanya," ucap Miqdad.
Semenjak menempati posisi sebagai Amir, Miqdad memang selalu dikelilingi oleh kemewahan dan sanjungan dari banyak orang. Namun hal tersebut dipahaminya sebagai suatu kelemahan yang dapat menjauhkannya dari agama.
Miqdad akhirnya memantapkan diri untuk menghindarinya dengan cara mundur dari jabatannya sebagai Amir, meskipun sebelumnya Miqdad telah menjalankan tugasnya sebagai pemimpin dengan baik. Maka dari itu, saat Rasulullah menawarkan kembali jabatan tersebut, Miqdad menolaknya.
Meski begitu, kecintaan Miqdad terhadap Islam sangat besar. Dia memiliki tanggung jawab penuh terhadap bahaya yang selalu mengancam, baik dari tipu daya musuh maupun kekeliruan kawan sendiri.
___________Masya Allah Tabarakallah___________
Wa Allahu Ta'ala A'lam Bis Showabi Wal Murodhi...
Penasaran kisah Sahabat lainnya?
Tunggu update selanjutnya ya...
Jazakumullahu Khairan jaza...Dikutip: Buku Kisah Seru 60 Sahabat Nabi
Karya: Ummu Akbar
Published: @Bk_Storyoffcl
®©English Version ®©
"The Story of the Companions of the Prophet Who Avoided Position"
Full name: Miqdad bin Amr Al Bahrani (Miqdad Bin Aswad)
Ethnicity: Yemeni Arab
_______________Happy reading_______________
Despite being one of the first seven people to declare Islam openly or openly, Miqdad's name may be told less often than the stories of other companions of the Prophet Muhammad. Miqdad's story is in fact not much different from Bilal bin Rabbah.
Miqdad, who was actually a great thinker, had to endure the torment he received from the Quraysh. However, thanks to his sincere thoughts and heart towards Islam, Miqdad immediately abandoned his belief only because of the torment that befell him. On the other hand, Miqdad strengthened his belief in the religion brought by the Prophet Muhammad.
Until one day, the Prophet mandated Miqdad to lead an area and appointed him as an Amir (leader). Miqdad also carried out the mandate very well, until one day when Miqdad returned from his duty, the Prophet asked, "What do you think about becoming an emir."
With an honest answer, Miqdad said that he did not want to continue the mandate as amir. This decision was taken, because according to him by being a leader his position is above other people. Unlike most people who want to occupy the highest position, Miqdad does not want that.
"You have made me consider myself above all humans. For the sake of those who have sent you to bring the truth, from now on I no longer want to be a leader even for two people forever," said Miqdad.
Since taking up his position as Amir, Miqdad has always been surrounded by luxury and adulation from many people. However, he understood this as a weakness that could keep him away from religion.
Miqdad finally determined to avoid it by resigning from his position as Amir, even though Miqdad had previously carried out his duties as a leader well. Therefore, when the Prophet offered the position again, Miqdad refused.
Even so, Miqdad's love for Islam was immense. He has full responsibility for the dangers that always threaten, both from the tricks of the enemy and the mistakes of his own friends.
___________Masha Allah Tabarakallah___________
Wa Allahu Ta'ala A'lam Bis Showabi Wal Murodhi...
Curious about other friends' stories?
Wait for the next update...
Jazakumullahu Khairan jaza...
Quoted: Exciting Story Book of 60 Companions of the Prophet
By: Umm Akbar
Published: @Bk_Storyoffcl
No comments:
Post a Comment